Angka Penting

Angka Penting


Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan alat ukur yang digunakan.

Gambar 11. Pengukuran yang membutuhkan angka taksiran
Misalnya panjang benda yang diukur ditunjukan seperti gambar 13. Pada gambar tersebut, tampak bahwa ujung benda terletak diantara angka 11,44 cm dan 11,45 cm. Sehingga, kita akanmenyatakan bahwa panjang benda yang mendekati kebenaran adalah 15,45 cm. angka terakhir, yakni angka 6 adalah angka perkiraan (taksiran), karena angka ini tidak terbaca pada skala mistar.
Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka penting
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh:  75,006  Kg memiliki lima angka penting
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting
4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol harus ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting
Aturan Pembulatan Angka
Ketika angka-angka ditiadakan sari suatu bilangan, nilai dari angka terakhir yang dipertahankan ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan. Aturan pembulatan bilangan tersebut, antara lain:
  • Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah
  • Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas
  • Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelum angka 5 adalah angka genap.
Operasi-operasi dalam angka penting
1. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanay boleh mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penting).
Contoh 1:
35,572                   2 angka taksiran
  2,2626 +            8 angka taksiran
37,8346                
4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan atuan pembulatan.
Contoh 2:
385,617                 7 angka taksiran
  13,2     -              2 angka taksiran
372,417                
4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan dengan atuan pembulatan.
2. Operasi perkalian dan pembagian
Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.
Contoh 1:
34,231                   mengandung lima angka penting
  0,250   x              mengandung tiga angka penting
8,557750
Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting, sehingga hasil perkalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).
Contoh 2:
46,532                   mengandung lima angka penting
200      :                  mengandung satu angka penting
0,2326
Hasil pembahian hanya boleh mengandung satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326 ditulis 0,2.
Terimakasih Kunjungannya...

Aturan Pembulatan Angka

Aturan Pembulatan Angka

Pada saat analisis data atau penulisan hasil ukur suatu saat perlu pembulatan. Pembulatan dilakukan pada saat analisis data untuk menyederhanakan hitungan, sedang pada penulisan hasil ukur dilakukan untuk memenuhi aturan penulisan hasil ukur. Pembulatan pada penulisan hasil ukur dapat dilakukan pada nilai taksiran terbaiknya dan ketidak pastiannya.
 
Pembulatan angka dimulai dari digit paling kiri. Pembulatan dilakukantahap demi tahap dari digit paling kanan menuju digit didepannya (kiri digit yang dibulatkan). 
Berikut ini aturan pembulatan angka:
1. > 0,5 angka dibulatkan keatas. Sebagai contoh 67,876 dibulatkan menjadi 67,88.
2. < 0,5 angka dibulatkan kebawah. Sebagai contoh 75,624 dibulatkan menjadi 75,62.
3. = 0,5 angka dapat dibulatkan kebawah atau ke atas. Angka 0,5 dibulatkan kebawah apabila angka didepannya merupakan angka genap, sedangkan angka 0,5 dibulatkan keatas apabila angka didepannya adalah angka ganjil. Sebagai contoh 3,425 dibulatkan menjadi 3,42. angka 5 dibulatkan kebawah karena depan angka 5 merupakan angka genap. Bilangan 79,8435 dapat dibulatkan menjadi 79,844. angka 5 dibulatkan keatas karena angka didepan angka 5 adalah angka ganjil.


Maicih... :)